1. Pengertian
Ragam Bahasa.
Bahasa
merupakan alat komunikasi, identitas, serta alat pemersatu bangsa. Suatu bangsa
bisa saja memiliki dialek yang berbeda-beda. Dialek dapat terbentuk oleh karena
faktor geografis (tempat/daerah yang berbeda-beda), faktor sosial (dalam
pergaulan sehari-hari/dalam suatu kelompok pergaulan), atau pun oleh karena
faktor yang lainnya. Perbedaan dialek yang satu dengan yang lainnya dapat
dilihat berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan pengucapannya.
Bahasa
mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa
variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi
tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam
bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan
tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Bahasa Indonesia memang
banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan
bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih
ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Sehingga
dapat disimpulkan pengertian ragam bahasa ialah variasi bahasa
menurut pemakaiannya, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut
medium atau media pembicaraan (Bachman, 1990).
2. Apa
penyebab timbulnya ragam bahasa.
Ada
banyak hal yang dapat menyebabkan keragaman suatu bahasa. Hal-hal yang
menyebabkan timbulnya ragam bahasa diantaranya adalah letak geografis, bahasa,
adat istiadat, budaya, dan faktor sejarah atau orang terdahulu yang menggunakan
bahasa tersebut didaerah masing-masing.
Contoh: misalnya saja dilingkungan kampus ada 2 orang bersuku lampung bertemu, dan berbicara menggunakan bahasa lampung, hal ini tentu saja sulit dimengerti bagi orang yang mengetahui bahasa lampung. selain faktor di atas ada pula faktor lain yang menyebabkan ragam bahasa yaitu , berikut penjelasannya :
Contoh: misalnya saja dilingkungan kampus ada 2 orang bersuku lampung bertemu, dan berbicara menggunakan bahasa lampung, hal ini tentu saja sulit dimengerti bagi orang yang mengetahui bahasa lampung. selain faktor di atas ada pula faktor lain yang menyebabkan ragam bahasa yaitu , berikut penjelasannya :
1.
Faktor Usia
Terlihat
perbedaan cara bicara dari anak-anak kecil, para remaja, dan orang tua. Pada
anak-anak masih terdapat tata bahasa yang kurang tersusun dengan rapih, dan
masih sangat sederhana. Pada remaja umumnya menggunakan bahasa gaul. Sedangkan
pada orang tua/dewasa tata bahasanya sudah lebih rapih dan lebih sopan meskipun
bahasa yang digunakan tidak formal.
Atau
terlihat juga keragaman tersebut ketika seseorang berbicara dengan orang yang
usianya lebih tua, akan lebih sopan dibandingkan berbicara dengan teman sebaya.
2.
Faktor Gender
Contohnya,
ketika bapak-bapak berkumpul dan mulai berbincang-bincang diperbandingkan
dengan ketika ibu-ibu yang berkumpul sangat terlihat jelas perbedaannya.
Berdasarkan
penelitian, diperoleh bahwa perbedaan gender (pria/wanita) dapat mempengaruhi
perbedaan pada fonologis, gramatikal, dan sintaksis/morfologis bahasa.
3.
Faktor Tingkat Pendidikan
Misalnya,
orang yang hanya mengenyam pendidikan hingga SD akan berbeda ragam bahasanya
dengan orang yang mengenyam pendidikan hingga sarjana, disebabkan oleh
perbedaan pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki.
4.
Faktor Profesi/Jabatan
Ilustrasinya,
perbedaan cara bicara OB dengan Manajer
5.
Faktor Budaya Daerah
Bahasa
lahir dari budaya. Budaya masing-masing daerah yang berbeda melahirkan bahasa
daerah dengan logatnya masing-masing. Ketika 2 orang yang memiliki perbedaan
budaya dan bahasa daerah bertemu dan menggunakan 1 bahasa yang sama, tetap
terdapat perbedaan dialek di antara mereka. Ilustrasinya telah saya berikan di
awal pembahasan, mengenai orang Jawa dan orang Batak yang menggunakan bahasa
Indonesia.
6.
Faktor Bidang yang Ditekuni
Misalnya,
orang yang menekuni bidang kimia mengerti dengan istilah-istilah kimia, namun
orang awam belum tentu mengerti dengan istilah tersebut.
7.
Faktor Lingkungan Sosial
Di
awal pembahasan saya juga telah memberikan ilustrasinya, yaitu Arif yang
berbicara dengan atasan berbeda dengan ketika ia berbicara dengan teman
lamanya, tergantung kepada siapa lawan bicaranya.
3. Macam-macam
ragam bahasa.
Banyak
macam-macam ragam bahasa yang dapat digunakan dan diklasifikasikan berdasarkan
sifat, waktu dan tempat pada saat kita berada pada situasi tertentu,
diantaranya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.Ragam baku adalah
ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik dan digunakan
dalam situasi khidmat dan upacara resmi. Misalnya, dalam khotbah,
undang-undang, akte notaris, sumpah, dsb. Ragam ini biasa dipakai dalam
kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2.Ragam cakapan
(ragam akrab) adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para
penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti antar anggota keluarga, atau
teman karib, serta ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap
kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila
topik pembicara bersifat tidak resmi. Dan ragam ini menggunakan bahasa yang
tidak lengkap dengan artikulasi yang tidak jelas.
3.Ragam hormat adalah
ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati,
misalnya orang tua dan atasan.
4.Ragam kasar adalah
ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang
yang saling mengenal.
5.Ragam lisan adalah
ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan
waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan
lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita
temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi
perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam
percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
6.Ragam resmi adalah
ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi.contohnya digunakan dalam
pidato kenegaraan, rapat dinas, ceramah, buku pelajaran, dsb.
7.Ragam tulis adalah
ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan
waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara
visual.Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non
standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non
standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
8.Ragam
bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa
sains, bahasa jurnalistik, dsb.
9.Ragam
bahasa perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden
Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya.
10. Ragam
bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti
dialek bahasa Madura, Medan, Sunda, Bali, Jawa, dan lain sebagainya.
11.Ragam
bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti
ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
12.Ragam usaha adalah
variasi bahasa yang lazim digunakan pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat,
ataupun pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Wujud ragam
ini berada diantara ragam formal dan ragam informal atau santai.
13.Ragam santai adalah
variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk
berbincang-bincang dangan keluarga atau teman pada waktu beristirahat,
berolahraga, berekreasi, dsb. Ragam ini banyak menggunakan bentuk alegro, yakni
bentuk ujaran yang dipendekkan.
4. Bagaimana
cara pengungkapan ragam bahasa.
Ragam
bahasa dapat dibedakan berdasarkan media pengantar (teknik pengungkapan) dan
situasi pemakaiannya (fungsi/ruang lingkup).
Berdasarkan
media pengantar atau cara berkomunikasi menghasilkan ragam lisan dan tulis.
Kedua ragam itu disebut ragam utama, karena apapun ragam bahasa yang dipilih
seseorang, harus diwujudkan dalam bentuk lisan atau tulis.
•
Ragam Lisan adalah bahasa yang dihasilkan dari ucapan dengan fenom sebagai
unsur dasar.
Ciri-
ciri ragam lisan :
1. Unsur suprasegmental (aksen, nada, tekanan) dan paralingual (gerak-gerik tangan, mata, kepala) memberi efek terhadap komunikasi.
1. Unsur suprasegmental (aksen, nada, tekanan) dan paralingual (gerak-gerik tangan, mata, kepala) memberi efek terhadap komunikasi.
2. Terikat oleh kondisi, situasi, dan waktu.
3. Unsur-unsur dramatikal biasanya dinyatakan tidak lengkap.
4. Adanya lawan bicara.
Contoh :
1. Ayah bilang kita harus pulang.
2. Saya tinggal di Depok.
2. Saya tinggal di Depok.
•
Ragam Tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan sebagai
unsur dasar.
Ciri-
ciri ragam tulisan :
1.
Unsur suprasegmental dan paralingual tidak ada sehingga dalam menyusun kalimat
harus lebih hati- hati dan cermat.
2.
Tidak terikat oleh kondisi, situasi, dan waktu.
3.
Unsur-unsur dramatikalnya dinyatakan secara lengkap.
4.
Tidak harus ada lawan bicara.
Contoh
:
1.
Ayah mengatakan bahwa kita harus pulang.
2.
Saya bertempat tinggal di Depok.
Ø Perbedaan
ragam lisan dan ragam tulis :
1.
Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang
diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis tidak selalu memerlukan lawan
bicara yang siap membaca apa yang ditulis seseorang.
2.
Ragam lisan memiliki unsur-unsur fungsi sintaksis seperti subjek, predikat,
objek tidak selalu dinyatakan dengan kata-kata. Unsur tersebut dinyatakan
dengan isyarat gerak tubuh, mimik muka, atau langsung menunjukkan suatu ojek
dengan jari tangan. Sedangkan ragam tulis memiliki fungsi sintaks harus
dinyatakan secara eksplisit agar orang yang membaca suatu tulisan, misalnya
surat kabar, majalah atau buku.
3.
Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu. Sedangkan ragam
tulis tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu.
4.
Ragam lisan makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada
suara. Sedangkan ragam tulis makna ditentukan terutama oleh pemakaian tanda
baca.
Ragam
lisan lebih unggul dari ragam tertulis. Jika seseorang hanya menguasai salah
satu ragam, kemampuan berkomunikasai seseorang tersebut belum lengkap.
Ø Keunggulan
dan kelemahan berkomunikasi secara lisan dan tulis :
1. Secara lisan contoh kegiatan berbicara, berpidato, berdiskusi, berdebat.
Keunggulan
:
• Berlangsung cepat.
• Sering berlangsung tanpa alat bantu.
• Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
• Dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka.
• Bunyi arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk
berkomunikasi secara langsung
• Bunyi arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk
berkomunikasi secara langsung
• Dapat bekerja sama dan identifikasi diri.
• Bahasa lisan merupakan bahasa yang primer.
• Bahasa lisan lebih ekspresif, dimana mimik, intonasi, dan
gerakan tubuh dapat bercampur
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
Kelemahan
:
• Tidak selalu mempunyai bukti autentik.
• Dasar hukum lemah.
• Sulit disajikan secara bersih.
• Mudah dimanipulasi.
•
Dalam berkata-kata secara lisan sebaiknya kita harus berhati-hati dan menjaga
perkataan agar tidak sembarang dan dapat menghargai lawan berbicara karena
lidah itu lebih tajam dari pisau.
2. Secara tulis contoh kegiatan menulis, menulis laporan, menulis artikel, menulis makalah.
Keunggulan :
• Mempunyai bukti autentik.
• Dasar hukum kuat.
• Dapat disajikan bersih.
• Lebih sulit dimanipulasi.
• Adanya kosa kata yang berpedoman.
• Adanya tanda baca dalam mengungkapan ide.
• Adanya ketepatan dalam pilihan kata.
Kelemahan
:
• Berlangsung lambat.
• Selalu memakai alat Bantu.
• Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi.
• Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka.
• Kebanyakan masih banyak yang tidak paham dengan penggunaan tanda baca, ejaan,
dan ketepatan
memilih kalimat.
Dalam
berbahasa lisan didapat kesulitan ketika seseorang ditunjuk menjadi ketua
panitia dalam suatu kegiatan yang menuntut dirinya harus memimpin rapat yang
serius, menyampaikan kata sambutan atau berpidato. Seseorang yang menghadapi
situasi seperti itu biasanya menjadi sibuk untuk bertanya dan meminta tolong
untuk diajari kata-kata apa saja yang harus diucapkan dan bagaimana cara agar
bahasa yang disampaikan terdengar bagus oleh audience.
Dalam
berbahasa tulis didapat kesulitan ketika seseorang harus menulis surat kepada
pejabat pemerintah atau kepada suatu organisasi misal menulis surat permohonan,
pada saat diminta menulis makalah atau menyusun proposal.
5. Berdasarkan
situasinya.
Berdasarkan
situasi pemakaianya, bahasa dapat dibagi menjadi : ragam formal, ragam
semiformal, ragam nonformal.
Ragam
formal digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam baku yaitu ragam
yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Bahasa baku tidak dapat digunakan
untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk:
1. komunikasi
resmi.
2. wacana
teknis.
3. pembicaraan
di depan khalayak ramai.
4. pembicaraan
dengan orang yang dihormati,
Ragam
nonformal tidak mutlak untuk menggunakan pemakaian kata baku. Atau dalam hal
ini ragam nonformal berciri tidak sesuai kaidah atau aturan yang tetap.
Contohnya seperti pada saat kita mengobrol santai dengan teman.
Ragam
semiformal memiliki keunikan tersendiri, karena berciri mengikuti kaidah dan
aturan yang tetap. Tetapi hanya tidak secara konsisten dilakukan pada saat
tujuan tertentu. Dalam hal ini sebagai contoh yaitu bahasa jurnalistik, dimana
biasanya pembaca berita , membacakan beritanya tidak selalu dengan kata-kata
yang baku , melainkan kadang ditengah-tengah kata-kata baku yang mereka ucapkan
terselip kata-kata yang biasa kita gunakan untuk berbicara kepada seseorang
dalam hal ini berbicara santai kepada lawan bicara kita dalam membahas topik
yang tidak resmi.
Ø Pemakaian
ragam nonformal dan ragam formal.
Ragam
nonformal lisan dipakai untuk :
•
Berbicara sehari-hari dirumah.
•
Bergunjing.
•
Bercerita.
•
Mengobrol.
Ragam
nonformal tulis dipakai untuk :
•
Menulis surat kepada kerabat.
•
Menulis surat kepada teman.
•
Menulis surat kepada pacar.
•
Menulis catatan harian.
Ragam
formal lisan digunakan untuk :
•
Berceramah ilmiah.
•
Berpidato resmi.
•
Berdiskusi formal.
•
Berdebat resmi.
Ragam
formal tulis dipakai untuk :
•
Menulis surat resmi.
•
Menulis makalah, artikel.
•
Menulis proposal.
•
Menulis laporan formal.
DAFTAR
PUSTAKA:
http://raipeza24.blogspot.com/2011/10/tugas-softskill-bahasa-indonesia.html http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/10/ragam-bahasa.html
http://dimasamiluhur.blogspot.com/2012/10/ragam-bahasa.html