Evakuasi Warga Negara Indonesia dari Daerah Konflik Yaman


Yaman Bergejolak, Pemerintah Evakuasi WNI dari Daerah Konflik



Jakarta, Beritaempat — Kontak senjata  antara aliansi Kabilah dan Al Qaedah di Hadramaut membuat situasi di Yaman tidak terkendali. Menurut informasi yang diperoleh pemerintah melalui media dan mahasiswa setempat, kontak senjata antar keduanya berawal  dari insiden perampokan bank oleh kelompok Al-Qaedah pada 3 April 2014 tahun lalu.
Akibatnya, para pelajar/mahasiswa di Mukalla yang berjumlah sekitar 750 orang belum dapat ditemui oleh tim karena sulitnya akses menuju ke Mukalla. Situasi itu memaksa tim yang dibentuk pemerintah indonesia meminta kepada pelajar/mahasiswa yang berasal dari Indonesia di Mukalla untuk mengatur evakuasi via jalur darat menuju Salalah atau bergabung dengan pelajar/mahasiswa di Tarim untuk evakuasi ke Salalah.
Berdasarkan informasi yang diterima Beritaempat dari Mabes Polri, kondisi di Mukalla mulai memanas saat pasukan Al-Qaeda melakukan penyerangan di Mukalla pada awal 3 April 2015 kemarin. Serangan Al-Qaeda berimbas pada terhambatnya supply Bahan Bakar Minyak (BBM), yang mengakibatkan kelangkaan BBM di Tamrim pada tanggal 5-7 April 2015.
Kendati demikian, kondisi kota Tarim secara umum terlihat tenang dan normal. Namun, apabila kelangkaan BBM terus berlangsung, terhitung sejak tangggal 7-25 April 2015, dapat berakibat pada kenaikan sejumlah barang kebutuhan pokok, sehingga keadaan ini akan berpengaruh pada kegiatan evakuasi yang sedang berlangsung.
Kendati begitu, Tim percepatan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Wilayah Yaman Timur, yang dibentuk Pemerintah Indonesia telah berhasil melakukan evakuasi sebanyak 988 orang. Adapun tim yang bertugas di wilayah Yaman bagian Timur berjumlah 20 orang dan terdiri dari beberapa instansi yakni Polri, Kemenlu, dan TNI AU.

Begini Cara Kerja Tim Percepatan Evakuasi WNI di Yaman


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat TNI jenis Boeing 737-400 A-7305 dari Skadron Udara 17 yang tergabung dalam misi Percepatan Evakuasi Warga Negara Indonesia di Yaman, sampai saat ini telah berhasil mengevakuasi 300 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Jizan, Arab Saudi menuju Muskat dan Salalah, Oman.
 
Para WNI yang sebagian besar mahasiswa dan beberapa pramugari serta TKI telah meninggalkan daerah konflik di Sana’a, Yaman dan berhasil dievakuasi melalui jalan darat melalui Al Hudaidah oleh Tim Advance menuju Jizan, Arab Saudi untuk diteruskan menuju ke Muskat dan Salalah, Oman.
 
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa pada Ahad (5/4), pesawat TNI AU Boeing 737-400 berhasil mengevakuasi 110 WNI di Jizan, Arab Saudi menuju Muskat, Oman dengan selamat walaupun harus terbang lebih lama 45 menit dari jadwal semula dikarenakan flight clearance dari otoritas Arab Saudi yang mengharuskan mengubah rute penerbangan.
 
Satu hari sebelumnya, pada Sabtu (4/4), pesawat TNI AU Boeing 737-400 juga telah berhasil mengevakuasi 110 WNI yang berada di Jizan, Arab Saudi untuk diterbangkan menuju Bandara Muskat, Oman dan telah diterbangkan menuju daerah asal masing-masing di Indonesia menggunakan pesawat komersial.
 
Sedangkan pada Senin (6/4), pesawat tersebut telah berhasil mengevakuasi 80 WNI yang berada di Jizan, menuju Salalah, Oman. Kemudian, akan segera diterbangkan ke Tanah Air dengan penerbangan komersial sampai tujuan di daerah masing-masing.
 
WNI yang dibawa dari Jizan ke Salalah, Oman transit satu hari di Salalah untuk menunggu jadwal penerbangan ke Tanah Air. Turut dalam penerbangan tersebut Duta Besar RI untuk Yaman Wazid Fauzy beserta staf KBRI.
 
Tim satgas penyelamatan untuk pengangkutan WNI yang berjumlah 22 personel tersebut, terdiri 12 orang kru pesawat, empat orang dari Satuan Bravo Paskhas, dua orang penerangan, tiga dari Kemenlu dan satu supervisi dari Mabes TNI yang dipimpin Letkol Penerbang I.G. Putu Setia Dharma. 

Cerita WNI Terperangkap di Yaman

TEMPO.COSanaa - Warga negara Indonesia di daerah konflik di Yaman kian terancam dengan serangan udara koalisi Arab Saudi terhadap kantong-kantong pemberontak Houthi. Sabtu malam serangan terjadi di Hudaidah, di mana ada sekitar seratus warga negara Indonesia. 

Ketua Persatuan Pelajar Indonesia di Hudaidah, Diya Hidaidah, menyatakan kondisi mahasiswa dan keluarga di daerah tersebut aman, meski mereka kekurangan pangan. "Untuk saat ini Hudaidah dan Zabed aman," kata Diya kepada Tempo, Ahad, 29 Maret 2015.

Di Hudaidah, ada 85 warga negara Indonesia, dengan 70 mahasiswa dan selebihnya tenaga kerja Indonesia. Perinciannya Dar El Ulum 60 mahasiswa, Jamiah Da'wah empat orang, Markaz Da'wah dua orang, dan selebihnya Wathania. Selain itu terdapat 30 mahasiswa Indonesia di Zabed, yang terletak 80 kilometer dari Hudaidah.

Menurut Diya, mereka sangat ingin dievakuasi namun tidak bisa karena semua akses ditutup dan bandara hancur semuanya. Sedangkan dari jalan darat, akan dicegat oleh militan Syiah Houthi. Adapun pelabuhan-pelabuhan sebagian besar juga dikuasai pemberontak.

"Di sini ada anak-anak juga, kasihan. Semuanya tidak ada persiapan apa-apa. Tidak punya uang juga," kata Diya. 

Untuk sementara, makanan mereka ditanggung oleh Persatuan Pelajar Indonesia lantaran tidak ada bantuan dan tidak bisa ke mana-mana. Anak-anak yang dimaksud adalah keluarga mahasiswa asal Sulawesi, yang memiliki dua anak, salah satunya bayi berusia empat bulan dan satu lagi berusia 2,5 tahun.

Sedangkan kondisi mahasiswa dan warga negara Indonesia di Aden, menurut mahasiswa Indonesia, Alwi Zaid, saat ini masih aman dan dalam kondisi sehat. Meskipun serangan udara Arab Saudi kian gencar ke beberapa wilayah dekat Aden, terutama ke wilayah yang dikuasai pemberontak Houthi. 

Menurut Zaid, gempuran tersebut jauh letaknya dari kampusnya. Sama seperti penuturan Diya, mahasiswa di Aden pun ingin dievakuasi, tetapi masalahnya seluruh jalan untuk evakuasi tertutup dari semua sisi. "KBRI selalu siap mengevakuasi kami kapan pun, mereka selalu menghubungi kami," kata Alwi.

Adapun Duta Besar RI di Yaman, Wajid Fauzi, mengatakan situasi di Sanaa sangat dinamis dan cepat berubah. Evakuasi WNI terkendala karena tidak ada penerbangan keluar, lantaran bandara Sanaa yang rusak. Wajid menyarankan WNI di Hudaidah untuk tetap berada di sana. "Nanti kita atur perjalanannya, saat ini tidak disarankan ke sana, lebih berbahaya," kata Wajid.

Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2015/03/30/115653868/Cerita-WNI-Terperangkap-di-Yaman
http://www.beritaempat.com/yaman-bergejolak-pemerintah-evakuasi-wni-dari-daerah-konflik/
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/07/nmfyzx-nu-siap-fasilitasi-kelanjutan-pendidikan-mahasiswa-indonesia-di-yaman