1. KARYA ILMIAH
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
B. Tujuan Karya Ilmiah
Agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca.
C. Fungsi Karya Ilmiah
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
D. Ciri - Ciri Karya Ilmiah
1. Objektif, keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti - bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral, kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan - kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan - pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis, uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu. Dengan demikian, pembaca akan bisa mengikuti dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis, kelogisan ini dapat dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Jika ingin menyimpulkan fakta atau data digunakan pola induktif, sebaliknya jika ingin membuktikan teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan Fakta, setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional sebaiknya di hindarkan.
6. Tidak Pleonastis, kata - kata yang digunakan tidak berlebihan, jelas atau tidak berbelit - belit.
7. Bahasa yang digunakan bersifat formal dan sesuai dengan EYD.
E. Jenis - Jenis Karya Ilmiah
Jenis-jenis karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir
deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada
analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian
langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa
temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di
bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis
berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu
temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
2. KARYA SEMI ILMIAH
A. Pengertian Karya Semi Ilmiah
Semi ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisnnya pun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis - analitis karena sering di masukkan karangan non - ilmiah.
3. KARYA NON ILMIAH
A. Pengertian Karya Non Ilmiah
Karya non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari - hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan.
B. Ciri - Ciri Karya Non Ilmiah
1. Emotif, menonjolkan sifat kemewahan yang lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasi, terdapat suatu penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informatif.
3. Deskriptif,
C. Jenis - Jenis Karya Non Ilmiah
1. Dongeng, suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.
2. Cerpen, suatu bentuk naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya - karya fiksi yang lebih panjang.
3. Novel, karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif.
4. Drama, suatu karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.
5. Roman, sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing - masing.
4. PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN SEMI ILMIAH
Bahasa pada karya ilmiah menggunakan bahasa Indonesia resmi, yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraf, menggunakan kata ganti pertama "penulis", memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, menghindarkan unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan ilmiah (bagian awal, bagian isi, bagian akhir). Berbeda dengan karya ilmiah, karya semi ilmiah menggunakan kata - kata bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah - istilah yang umum atau popular, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif.
5. PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN NON ILMIAH
* Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian, adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti dengan adanya pembuktian melalui pengamatan atau observasi.
* Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara - cara tertentu dengan langkah - langkah teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi,
* Dalam pembahasannya, karya ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Di tulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Sumber:
http://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42. Akses tanggal 31 Maret 2013
http://uzi-online.blogspot.com/2012/03/perbedaan-karangan-ilmiah-non-ilmiah.html. Akses tanggal 31 Maret 2013
DATA
A. PENGERTIAN DATA
1. Data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan (fakta), dapat berupa angka - angka, huruf, simbol - simbol khusus, atau gabungan dari ketiganya. Data masih belum dapat ‘bercerita’ banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut.
2. Data juga bisa berarti kumpulan file atau informasi dengan tipe tertentu, baik suara, gambar atau yang lainnya.
3. Menurut kamus oxford data adalah “facts or information used in deciding or discussing something” : “fakta atau informasi yang digunakan dalam menentukan atau mendiskusikan sesuatu”. Juga bisa berarti “information prepared for or stored by a computer” dalam bahasa Indonesia berarti “informasi yang disiapkan untuk atau disimpan oleh komputer.
4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia data adalah keterangan yang benar dan nyata. Atau keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Kuesioner (Angket)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan kuesioner merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah :
(a) Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian,
(b) Untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi.
Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut :
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
1) Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
2) Tiap pertanyaan dalam kuesioner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Ditinjau dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1) Kuesioner digunakan dalam wawancara tatap muka dengan responden
2) Kuesioner diisi sendiri oleh responden
3) Wawancara melalui telepon
4) Kuesioner dikirim melalui pos.
Contoh Angket :
1) Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab
2) Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti.
3) Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden.
Berdasarkan dari bentuknya, angket terdiri dari 4 jenis yaitu :
1) Pilihan ganda
2) Isian
3) Chek list
4) Rating Skala
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur yaitu :
1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
c. Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
2) Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list.
d. Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Selain foto, bahan statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.
e. Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
C. JENIS - JENIS DATA
C.1. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
a) Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.
C.2. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data
a) Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal.
b) Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi.
C.3. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis Datanya
a) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka.
b) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna.
C.4. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
a) Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli.
b) Data Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya.
C.5. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
a) Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
b) Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.
D. PENGERTIAN VARIABEL
Variabel adalah atribut, obyek yang mempunyai variasi antara yang satu dengan yang lain
Contoh: prestasi belajar siswa, tinggi badan, berat badan, sikap, motivasi, disiplin, berat, ukuran,
bentuk.
Variabel mengandung variasi. Data yang satu berbeda dengan data yang lain. (Hatch dan Farhady,
1981)
Variabel adalah constructs (sifat) yang dipelajari, yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different
values). (Kerlinger, 1973)
Variabel adalah kualitas yang diselidiki peneliti untuk membuat penarikan kesimpulan Kidder, 1981).
Kesimpulannya variabel penelitian adalah atribut/sifat/nilai dari orang/obyek/kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
E. MACAM - MACAM VARIABEL
a) Variabel independent, merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang dalamkasanah teori mandiri.
b) Variabel dependent, merupakan variabel yang dalam penelitian dipengaruhi baik oleh variabel luar atau variabel independent.
c) Variabel luar (konfonding), merupakan variabel yang dapat mempengaruhi baik variabel independent maupun variabel dependent.
Sumber :
http://internet.artikel2.com/pengertian-data.html
http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/04/jenis-dan-teknik-atau-metode.html
http://organisasi.org/klasifikasi_jenis_dan_macam_data_pembagian_data_dalam_ilmu_eksak_sains_statistik_statistika
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195909221983031-YAYA_SUKJAYA_KUSUMAH/Pengertian_Variabel_Penelitian.pdf.
http://www.scribd.com/doc/78015384/Pengertian-Dan-Macam-Variabe
http://doublej4692.blogspot.com/search/label/Tugas%20Bahasa%20Indonesia%202
Daftar Pustaka dan Catatan Kaki
1. DAFTAR PUSTAKA
1.1. PENGERTIAN DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang diletakkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang digarap. Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan, penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Penulis dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.
1.2 FUNGSI DAFTAR PUSTAKA
a. Memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain.
b. Memberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan sehingga dapat ditelusuri bila perlu.
c. Apabila pembaca berkehendak mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
d. Memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap karya tulis yang bersangkutan.
e. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis.
f. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya yang dia buat.
1.3 UNSUR - UNSUR DAFTAR PUSTAKA
a. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data publikasi: nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
1.4 JENIS - JENIS DAFTAR PUSTAKA
a. Metode Harvard
a.1. Nama penulis yang terdiri atas dua kata, ditulis terbalik.Di antara dua kata itu disisipi tanda koma (,). a.2. Buku yang ditulis oleh dua penulis, hanya penulis pertama saja yang penulisannya dibalik, sedangkan penulis kedua tidak dibalik.
a.3. Tahun penerbitan buku ditulis sesudah nama penulis. Di antara nama penulis dan tahun penerbitan buku disisipi tanda titik (.).
a.4. Judul buku ditulis setelah tahun terbit dan ditulis paling akhir. Di antara tahun terbit dan judul buku didahului tanda titik (.).
a.5. Nama kota penerbit dan nama penerbit ditulis paling akhir. Di antara nama kota dan nama penerbit disisipi tanda titik dua (:).
a.6. Jika buku telah diterbitkan dalam beberapa edisi, keterangan tentang edisi buku diletakkan sebelum nama kota.
Contoh : Namawi, H. Hadori. 1993. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
b. Kelompok Textbook
b.1. Penulis Perorangan
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau digaris bawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b.2. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul karangan. Bab diikuti kata “dalam” atau “in”, judul buku (cetak miring atau garis bawahi), nama editor, edisi, nama penerbit, tempat penerbit (kota).
b.3. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
Nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau digaris bawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b.4. Buku terjemahan
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau digaris bawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
Contoh :
Agah, Heddy R. 2004. Pendidikan Politeknik. Jakarta: PT Gramedia.
Fahimuddin, Fauzri dan Agus Setiawan. 2003a. Pengembangan Kegiatan Pengajarandan Kemahasiswaan. Jakarta : PT Gramedia.
c. Kelompok Jurnal
c.1. Artikel yang disusun oleh penulis
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul artikel, nama majalah atau jurnal (cetak miring atau digaris bawahi), volume majalah atau jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
c.2. Artikel yang disusun oleh lembaga
Nama lembaga, tahun terbit, judul artikel, nama majalah atau jurnal (cetak miring atau digaris bawahi), volume majalah atau jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
c.3. Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar / konferensi / simposium
Nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau digaris bawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.
c.4. Kelompok disertasi / tesis
Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/thesis (cetak miring atau digaris bawahi), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.
Contoh :
Nurjanah, Darul. 2003. “Pendidikan Agama Islam pada Pendidikan Profesional”. Dalam Epigram, Nomor 2 (Oktober 2003). Depok.
Soemantri, Gumilar Rusliwa. “Tata kelola Mutu Total pada PT” . Dalam kompa, 4 September 2003. Jakarta.
d. Kelompok makalah / informasi dari Internet
d.1. Kelompok makalah / informasi dari internet (apabila ada nama penulis) : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat web.
d.2. Kelompok makalah / informasi dari internet (apabila tidak ada nama penulis) : nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat web.
Contoh :
Nasution, Salman. “Permasalahan Umum dan Dinamika BHMN” Dalam http://www.kompas.com , 12 Desember 2004
1.5 PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA
a. Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.
b. Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
c. Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.
2. CATATAN KAKI
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks yang ditempatkan pada kaki halaman yang bersangkutan. Sebuah catatan kaki haruslah terdiri dari:
a. Nomor rujukan yang ditulis ½ spasi lebih tinggi.
b. Nama pengarang lengkap tidak dibalik, setelah nama diberi tanda koma (,).
c. Judul buku (digaris bawahi / dicetak miring) atau artikel (diapit tanda petikdua).
d. Tempat penerbit ditempatkan dalam tanda kurung, setelah nama kota.
e. Penerbit.
f. Tahun terbit.
g. Halaman (biasanya disingkat hal. dan diberi tanda titik setelah angka).
Contoh :
1 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik (Jakarta : Angkasa, 1990), hal.18.
Cara menulis catatan kaki :
a.Catatan kaki dengan satu pengarang
1Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik (Jakarta : Angkasa, 1990), hal. 18.
b.Catatan kaki dengan dua pengarang
2Gorys Keraf dan Frans Asisi Datang, Fasih Bahasa dan Sastra Indonesia (Jakarta : Erlangga, 1986), hal. 93.
c.Catatan kaki dengan lebih dari dua pengarang
3Kusmadi et. al., Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk Kelas 1 SMU (Jakarta: Yudhistira, 1997), hal. 132.
d.Catatan kaki yang edisi berikutnya mengalami perubahan
4M. Ramlan,Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis (rev. ed.) (Yogyakarta : Karyono, 1987), hal. 87.
e.Catatan kaki dengan seorang editor
5Mursal Esten ed., Menjelang Teori Kritik Sastra Indonesia yang Relevan (Bandung: Angkasa, 1988), hal. 94.
f.Catatan kaki terjemahan
6Ata Kiwan, terj. S. D. Sjah (Ende : Nusa Indah, 1984), hal. 35.
g.Catatan kaki dari artikel majalah atau surat kabar
7A. M. Slamet Soewandi, “Bahasa Pers dan Pengaruhnya”.Kompas, 18 April 1995, hal. 4.
Singkatan-singkatan yang sering dipakai :
1.Ibid
merupakan singkatan dari ibidem yang berarti pada tempat yang sama dan belum diselingi oleh kutipan lain.
1Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia, 1983), hal. 46.
2Ibid., hal. 87.
2. et. seq.
singkatan dari et sequence yang berarti dan halaman berikutnya.
1Sudaryanto, Menguak Fungsi Hakiki Bahasa (Yogyakarta: Duta WacanaUniversity Press, 1990), hal. 5.
2Ibid., hal. 9 et. seq. → dan halaman 10
3. et. seqq.
merupakan singkatan dari et sequentes yang berarti dan halaman-halaman berikutnya.
1Sudaryanto, Menguak Fungsi Hakiki Bahasa (Yogyakarta: Duta WacanaUniversity Press, 1990), hal. 5.
2Ibid., hal 10 et. seqq. → dan halaman 11 – 13
4. Op. Cit.
Merupakan singkatan dari Opere Citato yang berarti pada karya yang telah dikutip, dan diselingi sumber lain.
1Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia, 1983), hal.38.
2Bambang Kaswanti Purwo, Deiksis dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1984), hal. 103.
3Kridalaksana, Op. Cit., hal. 55.
5. Loc. Cit.
Merupakan singkatan dari Loco Citato yang berarti tempat yang sama yang telah dikutip dan telah diselingi oleh sumber lain.
1Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia, 1983), hal.38.
2Bambang Kaswanti Purwo, Deiksis dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1984), hal. 103.
3Kridalaksana, Loc. Cit.
Sumber-sumber:
http://www.scribd.com/doc/36537268/Penyusunan-Daftar-Pustaka
http://doublej4692.blogspot.com/2013/01/daftar-pustaka-dan-catatan-kaki.html
http://yusufkurniawann.blogspot.com/